Kamis, 18 Agustus 2016
Kamis, 09 Mei 2013
LANDASAN BIMBINGAN DAN KONSELING
A. Landasan Filosofis
Pemikiran yang palin mendalam, luas, tinggi dan tuntas mengarah kepada kefahaman tentang hakikat sesuatu. Sesuatu yang difikirkan itu dikupas, di teliti, dikaji dan selurus lurusnya dan setajam tajamnya sehingga di peroleh kefahaman menyeluruh tentang hakikat keberadaan dan keadaan sesuatu itu. Hasil pikiran yang menyeluruh itu selanjutnya di pakai sebagai dasar untuk bertindak berkenaan dengan sesuatu yang di maksudkan itu. Fikiran filosofis juga mencapkup segi estetika, etika, logika, maka tindakan yang berlandasan kefahaman filosofis itu akan dapat dipertanggungjawabkan secara logis dan etis, serta dapat memenuhi tuntutan estetika.
Pelayanan bimbingan dan konseling meliputi serangkaian kegiatan atau tindakan yang semuanya diharapkan merupakan tindakan yang bijaksana. Untuk itu diperlukan fikiran filosofis tentang berbagai hal yang bersangkutan dengan pelayanan bimbingan dan konseling. Fikiran dan kefahaman filosofis menjadi alat yang bermanfaat bagi pelayanan bimbingan dan konseling pada umumnya dan bagi konselor pada khususnya. Fikiran dan kefahaman filosofis memunkinkan konselor menjadikan hidupnya sendiri lebih mantap, lebih fasilitatif serta lebih efektif dalam penerapan upayapemberian bantuannya (belkin,1975).
Ada beberapa fikiran yang terkait dalam pelayanan bimbingan bimbingan dan konseling, di antaranya hakikat manusia, tujuan dan tugas kehidupan. Dalam hakikat manusia di jelaskan bahwa manusia adalah makhluk ciptaan tuhan, manusia adalah makhluk yang tertinggi dan termulia derajatnya dan paling indah di antara makhluk ciptaan tuhan, keberadaan manusia dilengkapi sengan dimensi kamusiaan yaitu dimensi keindividuan, kesosialan, kesusilaan dan keberagamaan. Dalam kehidupan ini sebgai tujuan dan tugas kehidupan manusia mencangkupi, tugas kehidupan spirituals, tugas pengaturan diri, tugas bekerja, tugas persahabatan dan tugas cinta( saling mengasihi)
B. Landasan Psikologis
Psikologis merupakan kajian tentang tingkah laku individu. Landasan psikologis dalam bimbingan dan konseling berarti memberikan kefahaman tentang tingkah laku individu yang menjadikan sasaran layanan. Hal yang sangat penting karena bidang garapan bimbingan dan konseling adalah tingkah laku klien, yaitu tingkah laku klien perlu di ubah atau dikembangkan apabila ia hendak mengatasi masalah yang di hadapinya atau ingin mencapai tujuan yang dikehendakinyatingkah laku adalah gerak hidup individu yang dapat dirumuskan dalam bentuk kata kerja. Tingkah laku individu tidak terjadi dalam keadaan kosong, melainkan mengandung latar belakang, latar depan, sangkut paut dan isi tertentu.
Lagi pula tingkah laku itu berlangsung dalam kaitannya dengan lingkungan tertentu yang emngandung di dalam unsur waktu, tempat dan berbagai kondisi lainnya. Untuk keperluan bimbingan dan konseling sejumlah daerah kajian dalam bidang psikologi perlu dikuasai, tentang motiv dan motivasi, pembawaan dasar dan lingkungan, perkembangan individu, belajar, balikan dan penguatan, kepribadian.
Perlu dipahami bahwa atribut psikologi di antaranya kecerdasan, gaya kognitif dan motivasi, yang dan membenukan seseorang menjadi kreativitas, terwujud dalam tingkah laku seseorang.
C. Landasan Sosial Budaya
Perkembangan zaman banyak menimbulkan perubahan dan kemajuan dalam berbagai segi kehidupan dalam masyarakat. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menimbulkan perubahan-perubahan di dalam berbagai aspek kehidupan seperti aspek sosial, politik, ekonomi, industri dan sebagainya. Perkembangan berbagai lapangan kerja, masalah hubungan sosial, masalah tenaga ahli, masalah pengangguran, dan sebagainya, merupakan beberapa di antara masalah-masalah yang sering terjadi sebagai akibat perubahan dan kemajuan tersebut. Di samping itu pula pertambahan penduduk yang kian meningkat telah menambah kompleksnya masalah yang dihadapi.
Keadaan seperti di atas berpengaruh pula kepada kehidupan individu sebagai pribadi maupun sebagai anggota masyarakat. Individu dihadapkan pada situasi yang penuh dengan perubahan-perubahan yang serba kompleks itu. Seperti telah disinggung di atas, perubahan dan perkembangan zaman modern menimbulkan berbagai masalah yang menyangkut dengan kompleksnya jenis-jenis dan syarat-syarat pekerjaan, jenis dan pola kehidupan, jenis dan kesempatan pendidikan, persaingan antar individu, dan sebagainya. Dengan demikian individu dituntut untuk lebih mampu menghadapi berbagai masalah seperti masalah penyesuaian diri, masalah pemilihan pekerjaan, masalah perencanaan dan pemilihan pendidikan, masalah-masalah hubungan sosial, masalah keluarga, masalah keuangan, dan masalah-masalah pribadi. Dapat dimaklumi bahwa tiap individu dapat berhasil dengan sebaik-baiknya mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya itu.
D. Landasan Historis
Konseling muncul pada paruh kedua abad dua puluh. Untuk memahami apa definisi dan yang dilakukan oleh konseling, siperlukan pehaman terhadap akar sejarah dan perkembangan bentuk pertolongan ini. Pada periode pra-industrial, orang orang yang memiliki maalah emosional ditolong oleh para anggota komunitas lainnya. Seiring dengan
Revolusi industri dan peningkatan sukarelasasi dalam masyarakat, pada abad sembilan belas muncul institusi dan profesi baru yang melayanani masalah “sakit mental”. Pada pertengahan abad sembilan belas, mesmerisme (hipnotis) merupakan bentuk terapi terapi psikologi yang digunakan secara luas. Di penghujung abad sembilan belas, freud mengintergrasikn berbagai berbagai pemikiran psikologi, medis, dan filosofi dalam sebuah sistem psikoterapi lengkap pertama yang kemudian dikenal dengan sebutan psikoanalisis.
Psikoanalisis terus menjadi aktifitas pinggiran sampai kemudian diadopsi dengan antusias oleh berbagai sektor dalam masyarakat Amerika Serikat pada 1920-an dan 1930-an.teori client-centred (berpusat pada klien) Carl Rogers merepresentasikan pendekatan lebih populer dan bisa diterima yang berdampak pada peningkatan penyebaran konseling. Perkembangan dan popularitas konseling yang terus menanjak di Amerika disebabakan oleh mobilitas sosial dan konsumerisme tingkat tinggi yang menghasilkan defesiensi makna, atau empty self, yang dibantu oleh terapi tersebut. Elemen penting lain dalam evolusi konseling adalah panduan karier dalam setting pendidikan dan sektor relawan.
Daftar Pustaka
McLeod, J.2008. Pengantar Konseling. Teori dan Study Kasus. Jakarta : Kencana
Abu Bakar M, Lunddin. Dasar Dasar konseling. Bandung : citapustaka media perintis.
Budi Santoso, Djoko. 2009. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Malang : Tanpa Penerbit.
DEFINISI, TUJUAN, DAN FUNGSI BK
A. Definition Counseling
1.
Introduction to counseling and art and
science prespective (third edition) counseling can more appropriately be
understood as a dynamic process as sociated with an energing proffesion. It
involves a professionallyb trained counselor as sisting a client with
particular concerns. In this process the caunselors can use a variety of
conseling strategies such as individual group, or family counseling to assist
the client to bring about bereficial changes. These strategies, can generete a
variety of out comes, some of these are
facilitating behavior changes enhacing coping shill promoting decision making,
and improving relationship.
2.
Definition
of counseling has been offered by English and English, who state that
counseling is a relationship in which one parson endeavors to help another to
understand and solve has adjustment problem. The area of adjustment is often
indicated: education counseling,vocational counseling, social counseling, etc.
3.
There have always been “ counselors”
people who listen to others and help them resolve difficulties butvthe word
counselor has been missused over the years by connecting it with descriptive
adjective to promote products. Those, one hears of carpet counselors color
coordination counselorss, pest control counselors, finansial counselors and so
on. These counselors are mostly glory fied sales person or advice givers. They
are to proffesional counseling what furniture doctor or medicine.
Counseling
as a proffesion grew out.mof the guidance movement in opposition to tradisional
psycotherapy. Yet today proffesional counseling encampasses within its
paractice clinicians two focus on growt and wellnes as well as the remediation
of mental desordes. To understand what counseling is now.it is important first
to understand the concept of guidance and psychotherapy and the history of
profession.
4.
Konseling
adalah hubungan tatap muka yang bersifat rahasia, penuh dengan sikap penerimaan
dan pemberian kesempatan dari konselor terhadap klien, konselor mempergunakan
pengetahuan dan keterampilanya untuk membantu klienya mengatasi
masalah-masalahnya.
5.
Konseling
adalah semua bentuk hubungan antara bentuk hubungan antara dua orang dimana
yang seorang yaitu klien dibantu untuk lebih mampu menyesuaikan diri secara
efektif terhadap dirinya sendiri dan lingkungannya.
6.
Konseling
menurut saya: konseling adalah hubungan antara dua orang individu
yang salah satu individu disebut konselor sebab memiliki ketrampilan khusus
untuk berperan sebagai pemberi bantuan atau bimbingan yang di tujukan kepada
konseli sebagai individu yang menerima batuan atau bimbingan agar mampu
menyesuikan diri secara efektif terhadap dirinya sendiri dan
lingkungannya.
B. Tujuan
Konseling
1.
Mengadakan
perubahan perilaku pada diri klien sehingga memungkinkan hidupnya lebih
produktif dan memuaskan.
2.
Tujuan
konseling membantu siswa menjadi lebih matang dan lebih
mengaktualisasikan dirinya, membantu siswa maju dengan cara positif, membantu
dalam sosialisasi siswa maju dengan memanfaatkan sumber dan potensinya sendiri.
3.
Pemahaman. Adanya pemahaman terhadap akar dan perkembangan kesulitan emosional
mengarah kepada peningkatan kapasitas untuk lebih memilih control rasional
ketimbang perasaan dan tindakan.
4.
Berhubungan dengan orang lain. Menjadi lebih mampu membentuk dan mempertahankan
hubungan yang bermakna dan memuaskan bagi orang lain; misalnya, dalam keluarga
atau di tempat kerja.
5.
Pemecahan masalah. Menemukan pemecahan problem tertentu yang tak bisa
dipecahkan oleh klien sendiri. Menurut kompetensi umum dalam pemecahan masalah.
6.
Pencerahan. Membantu klien mencapai kondisi kesadaran spiritual
yang lebih tinggi.
7.
Pendidikan psikologi. Membuat klien mampu menangkap ide dan teknik untuk
memahami dan mengontrol tingkah laku.
8.
Penerimaan diri. Pengembangan sikap poitif terhadap diri, yang
ditandai oleh kemampuan menjelaskan pengalaman yang selalu menjadi subjek
kritik diri dan penolakan.
C. Fungsi
Konseling
1.
Fungsi
Pemahaman, yaitu fungsi bimbingan yang membantu peserta didik (siswa) agar
memiliki pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan lingkungannya (pendidikan,
pekerjaan, dan norma agama). Berdasarkan pemahaman ini, siswa diharapkan mampu
mengembangkan potensi dirinya secara optimal, dan menyesuaikan dirinya dengan
lingkungan secara dinamis dan konstruktif.
2.
Fungsi
Preventif, yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor untuk senantiasa
mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk
mencegahnya, supaya tidak dialami oleh peserta didik. Melalui fungsi ini,
konselor memberikan bimbingan kepada siswa tentang cara menghindarkan diri dari
perbuatan atau kegiatan yang membahayakan dirinya. Adapun teknik yang dapat
digunakan adalah layanan orientasi, informasi, dan bimbingan kelompok. Beberapa
masalah yang perlu diinformasikan kepada para siswa dalam rangka mencegah
terjadinya tingkah laku yang tidak diharapkan, diantaranya : bahayanya minuman
keras, merokok, penyalahgunaan obat-obatan, drop out, dan pergaulan bebas (free
sex).
3.
Fungsi
Pengembangan, yaitu fungsi bimbingan yang sifatnya lebih proaktif dari
fungsi-fungsi lainnya. Konselor senantiasa berupaya untuk menciptakan
lingkungan belajar yang kondusif, yang memfasilitasi perkembangan siswa.
Konselor dan personel Sekolah/Madrasah lainnya secara sinergi sebagai teamwork
berkolaborasi atau bekerjasama merencanakan dan melaksanakan program bimbingan
secara sistematis dan berkesinambungan dalam upaya membantu siswa mencapai
tugas-tugas perkembangannya. Teknik bimbingan yang dapat digunakan disini
adalah layanan informasi, tutorial, diskusi kelompok atau curah pendapat (brain
storming), home room, dan karyawisata.
4.
Fungsi
Perbaikan (Penyembuhan), yaitu fungsi bimbingan yang bersifat kuratif. Fungsi
ini berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada siswa yang telah
mengalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun
karir. Teknik yang dapat digunakan adalah konseling, dan remedial teaching.
5.
Fungsi
Penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dalam membantu siswa memilih kegiatan
ekstrakurikuler, jurusan atau program studi, dan memantapkan penguasaan karir
atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri
kepribadian lainnya. Dalam melaksanakan fungsi ini, konselor perlu bekerja sama
dengan pendidik lainnya di dalam maupun di luar lembaga pendidikan.
6.
Fungsi
Adaptasi, yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan, kepala
Sekolah/Madrasah dan staf, konselor, dan guru untuk menyesuaikan program
pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan
siswa (siswa). Dengan menggunakan informasi yang memadai mengenai siswa,
pembimbing/konselor dapat membantu para guru dalam memperlakukan siswa secara
tepat, baik dalam memilih dan menyusun materi Sekolah/Madrasah, memilih metode
dan proses pembelajaran, maupun menyusun bahan pelajaran sesuai dengan kemampuan
dan kecepatan siswa.
7.
Fungsi
Penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dalam membantu siswa (siswa) agar dapat
menyesuaikan diri dengan diri dan lingkungannya secara dinamis dan konstruktif.
Daftar Pustaka
Burks,
Herbert M. 1979. Theory of Counseling. New york : Michigan State University.
Gladding,
Samuel.T. 2009. Counseling a
Comprehensive Proffesion. New jersey : Pearson Education.
McLeod, J.2008. Pengantar Konseling. Teori dan Study Kasus. Jakarta : Kencana
Nystol,
Michael S. 2006. Introduction to
Counseling and Art and science Prespective.
New York : Pearson Education, Inc
McLeod, J. 2004. An
Introduction to Counseling. Maidenhead: Open University Press.
LAYANAN ORIENTASI
A. PENGERTIAN
LAYANAN ORIENTASI
Ada beberapa pengertian mengenai layanan orientasi :
Menurut Prayitno
(2004) orientasi berarti tatapan ke depan ke arah dan tentang sesuatu yang
baru. Berdasarkan arti ini, layanan orientasi bisa bermakna suatu layanan terhadap
siswa baik di sekolah maupun di madrasah yang berkenaan dengan tatapan ke depan
ke arah dan tentang sesuatu yang baru. (Tohirin, 2007: 141)
Layanan orientasi (orientation
service) adalah memperkenalkan lingkungan sekolah kepada murid-murid baru, misalnya
tentang program pengajaran, kegiatan ekstrakurikula, aturan sekolah dan suasana
pergaulan, cara-cara belajar yang baik, (Winkel)
Menurut Sukardi (Pengantar
pelaksanan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah, 2000) layanan
orientasi adalah layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta
didik (terutama orang tua) memahami lingkungan (seperti sekolah) yang baru
dimasuki peserta didik, untuk mempermudah dan memperlancar berperannya peserta
didik di lingkungan yang baru ini.
4.
Menurut Slameto (Bimbingan
di sekolah, 1988) layanan orientasi adalah layanan yang diberikan kepada
semua siswa, khususnya siswa baru.
5. Layanan orientasi, yaitu layanan
bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik (klien) memahami
lingkungan (seperti sekolah) yang baru dimasukinya, dalam rangka mempermudah
dan memperlancar berperannya peserta didik di lingkungan yang baru itu.
(Hallen, 2005: 76)
Jadi
secara umum layanan orientasi adalah layanan bimbingan
yang dikoordinir guru pembimbing dengan bantuan semua guru dan wali kelas,
dengan tujuan membantu mengorientasi (mengarahkan, membantu, mengadaptasi)
siswa (juga pihak lain yang dapat memberi pengaruh terutama orang tuanya) dari
situasi lama kepada situasi yang baru seperti siswa baru di SMA.
Pelayanan orientasi biasanya dilaksanakan
pada awal program pelajaran baru yang mencakup organisasi sekolah, staf dan
guru, kurikulum, program BK, Program ekstrakulikuler, fasilitas atau sarana pra
sarana dan tata tertib sekolah.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian layanan orientasi adalah:
a) Program
orientasi yang efektif mempercepat proses adapatasi, dan memberikan kemudahan
untuk mengembangkan kemampuan memecahkan masalah.
b) Murid-murid yang
mengalami masalah penyesuaian ternyata kurang berhasil disekolah.
c) Anak-anak dari
lelas sosial ekonomi yang rendah memerlukan waktu yang lebih lama untuk
menyesuaikan diri, dari pada anaak-anak dari kelas sosial ekonomi yang lebih
tinggi.
Ada baiknya layanan orientasi juga
diberkan kepada orang tua siswa juga,hal ini dikarenakan pemahaman orang tua
terhadap berbagai materi orientasi akan membantu mereka dalam memberikan
kemudahan dan pelayanan kepada anak-anaknya untuk dapat mengikuti pendidikan di
sekolah dengan sebain-baiknya.
B. TUJUAN
LAYANAN ORIENTASI
Pada bidang bimbingan ini layanan orientasi berperan
dalam pemberian pengenalan diantaranya:
a. Memberikan kemudahan penyesuaian
diri siswa terhadap pola kehidupan sosial
b. Penyesuaian kehidupan belajar serta
kegiatan lain yang mendukung keberhasilan siawa.
c. Memberikan pemahaman kepada orang
tua siswa mengenai kondisisituasi dan tuntutan sekolah anaknya agar dapat
memberikan dukungan yang diperlukan bagi keberhasilan belajar anaknya.
Secara umum, layanan
orientasi bertujuan untuk membantu individu agar mampu menyesuaikan diri
terhadap lingkungan atau situasi yang baru. Dengan kata lain agar individu
dapat memperoleh manfaat sebesar-besarnya dari berbagai sumber yang ada pada
suasana atau lingkungan baru tersebut. Layanan ini juga akan mengantarkan
individu untuk memasuki suasana atau lingkungan baru. Adapun kegiatannya yang
dilakukan dalam layanan orientasi adalah layanan informasi, yaitu memberikan
keterangan tentang berbagai hal berkenaan dengan kurikulum dan kegiatan belajar
mengajar (KBM), guru-guru, para siswa lama, lingkungan fisik sekolah, kantin
sekolah, ruang bimbingan dan konseling, kantor guru dan kepala sekolah,
perpustakaan, laboratorium, mushola sekolah, dan sebagainya.
Tujuan program orientasi ialah untuk memberikan pengenalan
kepada murid-murid tentang kegiatan dan situasi pendidikan yang akan
ditempuhnya. Selain itu layanan orientasi diharapkan dapat mencegah timbulnya
permasalahan penyesuaian siswa dengan pola kehidupan sosial, belajar dan
kegiatan lain di sekolah yang berkaitan dengan keberhasilan siswa. Begitu juga
bagi orang tua agar memahami kondisi dan situasi sekolah sehingga dapat
mendukung keberhasilan anaknya.
C. Materi Umum Layanan Orientasi
Materi yang dapat diangkat melalui layanan orientasi
ada berbagai macam yaitu meliputi:
a. Orientasi umum sekolah yang baru dimasuki
b. Orientasi kelas baru dan semester baru
c. Orientasi kelas terakhir dan semester
terakhir, UAN dan ijazah
D.
Materi
layanan Orientasi dalam Bidang-Bidang Bimbingan
1. Layanan orientasi dalam bimbingan
pribadi meliputi :
a. Fasilitas
penunjang ibadah keagamaan (mushola, tempat ibadah dan sejenisnya) yang ada
disekolah
b. Acara
keagamaanyang menunjang pengembangan kegiatan peribadatan (wiritremaja dan
sejenisnya)
c. Hak dan kewajiban siswa (termasuk pakaian seragam)
d. Bentuk
pelayanan BK dalam membantu siswa mengenal kemampuan, bakat, minat dan cita-citanya serta usaha mengatasi berbagai
permasalahan pribadi yang ditemui (dirumah, sekolah, dan di masyarakat)
e.
Fasilitas pelayanan kesehatan
2. Layanan Orientasi dalam bimbingan sosial
meliputi:
a. Suasana
kehidupan dan tata krama tentang hubungan sosial di sekolah, baik dengan sesama
teman, guru, wali kelas maupun staf sekolah lainnya.
b. Peraturan
dan tata tertib memasuki atau menggunakan kantor, kelas, perpustakaan, mushola,
labolatorium dan fasilitas sekolah lainnya.
c. Linkungan
sosial masyarakat sekitar sekolah dengan berbagai bentuk tuntutan pergaulan dan
kebiasaan masyarakatnya.
d. Wadah
yang ada di sekolah, yang dapat membantu dan meningkatkan serta mengembangkan
hubungan sosial siswa seperti OSIS, Pramuka, UKS, PMR, Kesenian dan sejenisnya.
e. Organisasi orang tua siswa dan guru.
f.
Adanya pelayanan bimbingan sosial bagi para siswa.
3. Layanan orientasi dalam bimbingan belajar
meliputi :
a. Pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar jadwal pelajaran, dan guru-guru setiap mata
pelajaran.
b. Linkungan
dan fasilitas sekolah yang menunjang kegiatan dan belajar seperti riang kela,
work shop, labolatorium, perpustakaan, ruang diskusi, ruang BK dan sebagainya.
c. Kurikulum
yaitu berkenaan dengan :
·
Tujuan pendidikan
sekolah
·
Mata pelajaran dan program belajar
·
Sistem dan
pendekatan proses belajar mengajar
·
Tugas-tugas(kegatan
ekstrakulikuler)
·
Sistem ujian,
penilaiann, kenaikan kelas, UAN, ijazah
·
Jenis dan sistem penetapan pilihan kegiatan
ekstrakulikuler
·
Pelayanan BK sebagai bagian dari kurikulum
d.
Suasan belajar di sekolah pada umumnya yang perlu dikembangkan.
e.
Kegiatan belajar yang dituntut dari siswa.
f.
Adanya pelayanan bimbingan belajar bagi para siswa.
4. Layanan
orientasi dalam bimbingan karir meliputi:
a. Peranan BK serta pelacakan karir di sekolah.
b. Pelaksanaan
bimbingan karir untuk siswa sesuai dengan jenjang pendidikannya.
c. Kegiatan yang diharapkan dari siswa dalam
pelaksanaan bimbingan karir.
E. FUNGSI
LAYANAN ORIENTASI
Layanan orientasi di sekolah berfungsi untuk pemahaman dan
pencegahan. Secara rinci pengertiannya menurut SK MENDIKBUD nomor 025/0/1995 jo
SK Menpan nomor 84/1993 tentang Guru dan Angka Kreditnya adalah sebagai
berikut:
1.
Fungsi
Pemahaman
Yaitu fungsi bimbingan yang membantu peserta didik (siswa)
agar memiliki pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan lingkungannya
(pendidikan, pekerjaan, dan norma agama). Berdasarkan pemahaman ini, siswa
diharapkan mampu mengembangkan potensi dirinya secara optimal, dan menyesuaikan
dirinya dengan lingkungan secara dinamis dan konstruktif.
2. Fungsi
Preventif
Yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor untuk
senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya
untuk mencegahnya, supaya tidak dialami oleh peserta didik. Melalui fungsi ini,
konselor memberikan bimbingan kepada siswa tentang cara menghindarkan diri dari
perbuatan atau kegiatan yang membahayakan dirinya. Adapun teknik yang dapat
digunakan adalah layanan orientasi, informasi, dan bimbingan kelompok. Beberapa
masalah yang perlu diinformasikan kepada para siswa dalam rangka mencegah
terjadinya tingkah laku yang tidak diharapkan, diantaranya : bahayanya minuman
keras, merokok, penyalahgunaan obat-obatan, drop out, dan pergaulan
bebas (free sex).
3. Fungsi
Pengembangan
Yaitu fungsi bimbingan yang sifatnya lebih proaktif dari
fungsi-fungsi lainnya. Konselor senantiasa berupaya untuk menciptakan lingkungan
belajar yang kondusif, yang memfasilitasi perkembangan siswa. Konselor dan
personel Sekolah/Madrasah lainnya secara sinergi sebagai teamwork
berkolaborasi atau bekerjasama merencanakan dan melaksanakan program bimbingan
secara sistematis dan berkesinambungan dalam upaya membantu siswa mencapai
tugas-tugas perkembangannya. Teknik bimbingan yang dapat digunakan disini
adalah layanan informasi, tutorial, diskusi kelompok atau curah pendapat (brain
storming), home room, dan karyawisata.
4. Fungsi
Perbaikan (Penyembuhan)
Yaitu fungsi bimbingan yang bersifat kuratif. Fungsi ini
berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada siswa yang telah mengalami
masalah, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir. Teknik
yang dapat digunakan adalah konseling, dan remedial teaching.
5. Fungsi
Penyaluran
Yaitu fungsi bimbingan dalam membantu siswa memilih kegiatan
ekstrakurikuler, jurusan atau program studi, dan memantapkan penguasaan karir
atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri
kepribadian lainnya. Dalam melaksanakan fungsi ini, konselor perlu bekerja sama
dengan pendidik lainnya di dalam maupun di luar lembaga pendidikan.
6. Fungsi Adaptasi
Yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan, kepala
Sekolah/Madrasah dan staf, konselor, dan guru untuk menyesuaikan program
pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan
siswa (siswa). Dengan menggunakan informasi yang memadai mengenai siswa,
pembimbing/konselor dapat membantu para guru dalam memperlakukan siswa secara
tepat, baik dalam memilih dan menyusun materi Sekolah/Madrasah, memilih metode
dan proses pembelajaran, maupun menyusun bahan pelajaran sesuai dengan
kemampuan dan kecepatan siswa.
7. Fungsi
Penyesuaian
Yaitu fungsi bimbingan dalam membantu siswa (siswa) agar
dapat menyesuaikan diri dengan diri dan lingkungannya secara dinamis dan
konstruktif.
Menurut Hallen (Bimbingan & Konseling, 2005: 76)
layanan orientasi ini ditujukan kepada siswa baru dan untuk pihak-pihak lain
(terutama orang tua/ wali siswa) guna memberikan pemahaman dan penyesuaian diri
terutama penyesuaian diri siswa terhadap lingkungan (sekolah) yang baru
dimasukinya.
F. PRINSIP LAYANAN ORIENTASI
Prinsip merupakan kaidah
dasar yang perlu selalu diperhatikan dalam penyelenggaraan pelayanan konseling.
Apabila orientasi konseling yang dikemukakan di atas memberikan arah
perhatian dan fokus dasar tentang ke mana layanan konseling ditujukan, prinsip
konseling menekankan pentingnya kaidah-kaidah pokok yang secara langsung dan
konkrit mendasari seluruh praktik pelayanan konseling.
1. Prinsip integrasi pribadi, menekankan pada
keutuhan pribadi subjek yang dilayani dari segenap sisi dirinya dan berbagai
kontekstualnya. Dari sisi hakikat manusia misalnya, unsur-unsur berikut
mendapat penekanan :
·
Keimanan dan ketakwaan :ditunaikan
·
Kesempurnaan penciptaan :diwujudkan
·
Ketinggian derajat :ditampilkan
·
Kekhalifahan :diselenggarakan
·
HAM : dipenuhi
Aktualisasi
unsur-unsur hakikat manusia itu seluruhnya berada dalam pengembangan pancadaya
(daya takwa, cipta, rasa, karsa dan karya) serta dalam bingkai kelima dimensi
kemanusiaan (dimensi kefitrahan, keindividualan, kesosialan, kesusilaan, dan
keberagaman). Ketiga orientasi pelayanan konseling (orientasi individual,
perkembangan dan permasalahan) sepenuhnya diarahkan bagi terbentuknya pribadi
yang terintegrasikan itu melalui ditegakkannya fungsi-fungsi pemahaman,
pemeliharaan dan pengembangan, pencegahan, pengentasan, dan advokasi.
2.
Prinsip
kemandirian, menekankan pengembangan pribadi mandiri subjek yang
dilayani. Kelima ciri kemandirian tersebut pada bab terdahulu menjadi arah
pelayanan konseling.
3.
Prinsip
sosio-kultural, menekankan pentingnya subjek yang dilayani berintegrasi
dengan lingkungan, yaitu lingkungan yang langsung terkait dengan
kehidupannya sehari-hari, serta berbagai kontekstual dalam arti yang
seluas-luasnya. Pelayanan konseling mengintegrasikan dan mengharmonisasikan
subjek yang dilayani dengan lingkungan sosio-budayanya.
4. Prinsip pembelajaran, menekankan bahwa
layanan konseling adalah proses pembelajaran. Subjek yang dilayani menjalani
proses pembelajaran untuk memperoleh hasil belajar tertentu yang berguna
dalam rangka terkembangnya subyek.
5. Prinsip efektif/efisien, menekankan bahwa
upaya pelayanan yang diselenggarakan oleh konselor harus menghasilkan sesuatu
untuk pengembangan subjek yang dilayani. Pelayanan konseling terarah pada
keberhasilan yang optimal. Termasuk ke dalam upaya optimalisasi pelayanan
konseling adalah kerjasama dengan pihak-pihak lain sehingga berbagai sumber
daya dapat dikerahkan untuk kepentingan subjek yang dilayani.
Kelima
prinsip di atas terpadu menjadi satu, tidak diterapkan secara terpisah,
meskipun kelimanya bisa dipilah. Kelima prinsip tersebut juga terpadu dengan
ketiga orientasi konseling untuk menegakkan kelima fungsi konseli.
G. METODE YANG
DIGUNAKAN DALAM LAYANAN ORIENTASI
Metode yang dapat digunakan dalam pemberian layanan
orientasi kepada siswa dapat dengan ceramah, tanya jawab, diskusi, demonstrasi,
program home room dan kunjungan lapangan.
Layanan orientasi bisa dilaksanakan dengan teknik-teknik:
a. Penyajian, yaitu melalui ceramah, tanya jawab,
dan diskusi.
b. Pengamatan
yaitu melihat langsung objek-objek yang terkait dengan isi layanan.
c. Partisipasi, yaitu dengan
melibatkan diri secara langsung dalam suasana segiatan, mencoba, dan mengalami sendiri.
d.
Studi dokumentasi, yaitu dengan membaca dan mempelajari berbagai dokumen
yang terkait.
e.
Kontemplasi, yaitu dengan memikirkan dan merenungkan secara mendalam
tentang berbagai hal yang menjadi isi layanan.
Teknik-teknik tersebut di atas dilakukan oleh konselor,
penyaji, nara sumber, dan para peserta layanan sesuai dengan peran
masing-masing.
H. PELAKSANAAN LAYANAN ORIENTASI
Proses atau tahap layanan orientasi adalah sebagai berikut
a.
Perencanaan. Pada tahap ini, hal-hal yang dilakukan adalah:
1) Menetapkan objek
orientasi yang akan dijadikan isi layanan,
2) Menetapkan
peserta layanan,
3) Menetapkan jenis
kegiatan, termasuk format kegiatan,
4) Menyiapkan
fasilitas termasuk penyaji, nara sumber, dan media,
5) Menyiapkan kelengkapan
administrasi.
b.
Pelaksanaan. Pada tahap ini, hal-hal yang dilakukan adalah:
1) Mengorganisasikan
kegiatan layanan,
2)
Mengimplementasikan pendekatan
tertentu termasuk implementasi format layanan dan penggunaan media.
c.
Evaluasi. Pada tahap ini, hal-hal yang dilakukan adalah:
1) Menetapkan materi
evaluasi,
2) Menetapkan
prosedur evaluasi,
3) Menyusun
instrumen evaluasi,
4) Mengaplikasikan
instrumen evaluasi,
5) Mengolah hasil
aplikasi instrumen.
d. Analisis hasil evaluasi. Pada tahap ini,
hal-hal yang dilakukan adalah:
1) Menetapkan
standar analisis,
2) Melakukan
analisis,
3) Menafsirkan hasil
analisis.
e.
Tindak
lanjut. Pada tahap ini, hal-hal yang dilakukan adalah:
1) Menetapkan jenis
dan arah tindak lanjut,
2)
Mengomunikasikan rencana tindak lanjut kepada berbagai pihak yang
terkait,
3) Melaksanakan
rencana tindak lanjut.
f. Laporan, meliputi:
1) Menyusun laporan
layanan orientasi,
2)
Menyampaikan laporan kepada pihak-pihak terkait (kepala sekolah atau madrasah),
I. TEKNIK LAYANAN ORIENTASI
Menurut (Tohirin,
2007: 144-145) layanan orientasi bisa dilaksanakan dengan teknik-teknik:
a.
Penyajian,
yaitu melalui ceramah, tanya jawab, dan diskusi.
b. Pengamatan, yaitu melihat
langsung objek-objek yang terkait dengan isi layanan.
c. Partisipasi, yaitu dengan melibatkan diri secara langsung
dalam suasana dan kegiatan, mencoba, dan mengalami sendiri.
d. Studi dokumentasi, yaitu dengan membaca dan mempelajari
berbagai dokumen yang terkait.
e. Kontemplasi, yaitu dengan memikirkan dan merenungkan secara
mendalam tentang berbagai hal yang menjadi isi layanan.
Teknik-teknik tersebut di atas dilakukan oleh konselor,
penyaji, nara sumber, dan para peserta layanan sesuai dengan peran
masing-masing.
J. MATERI KEGIATAN LAYANAN ORIENTASI
Menurut (Sukardi, 2000: 43- 44), materi kegiatan layanan ini menyangkut:
a. Pengenalan lingkungan dan
fasilitas sekolah
b. Peraturan dan hak- hak serta
kewajiban siswa
c. Organisasi dan wadah- wadah yang
dapat membantu dan meningkatkan hubungan social siswa
d. Kurikulum dengan selurus aspek-
aspeknya
e. Peranan kegiatan bimbingan karier
f. Peranan pelayanan bimbingan dan
konseling dalam membantu segala jenis masalah dan kesulitan siswa
K. KEGIATAN PENDUKUNG LAYANAN ORIENTASI
Kegiatan pendukung layanan orientasi ini dapat berupa:
1.
Aplikasi Instrumentasi
Yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling untuk
mengumpulkan data dan keterangan tentang diri peserta didik (klien), keterangan
tentang lingkungan peserta didik dan lingkungan yang lebih luas. Pengumpulan
data ini dapat dilakukan dengan berbagai cara melalui instrumen baik tes maupun
nontes.
2.
Himpunan Data
Yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling untuk
menghimpun seluruh data dan keterangan yang relevan dengan keperluan
pengembangan peserta didik (klien). Himpunan data perlu dielenggarakan secara
berkelanjutan, sistematik, komprehensif, terpadu, dan sifatnya tertutup.
3.
Konferensi Kasus
Yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling untuk
membahas permasalahan yang dialami oleh peserta didik (klien) dalam suatu forum
pertemuan yang dihadiri oleh berbagai pihak yang diharapkan dapat memberikan
bahan, keterangan, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan
tersebut. Pertemuan ini dalam rangka konferensi kasus bersifat terbatas dan
tertutup.
4.
Kunjungan Rumah
Yaitu kegiatan pendukudng bimbingan dan konseling untuk
memperoleh data, keteranang, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya
permasalahan peserta didik (klien) melalui kunjungan ke rumahnya. Kegiatan ini
memerlukan kerjasama yang penuh dari orang tua dan anggota keluarga klien yang
lainnya.
5.
Alih Tangan Kasus
Yaitu kegiatan pendukudng bimbingan dan konseling untuk
mendapatkan penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas masalah yang dialami
peserta didik (klien) dengan memindahkan penanganan kasus dari satu pihak ke
pihak lainnya. Kegiatan ini memerlukan kerjasama yang erat dan amntap antara
berbagi pihak yang dapat memberikan bantuan dan atas penanganan masalah
tersebut (terutama kerjasama dari ahli lain tempat kasus itu dialihtangankan).
DAFTAR
PUSTAKA
Ridwan.1998.Bimbingan dan Konseling
di Sekolah.Jakarta:Pustaka Belajar
Winkel.1981.Bimbingan
dan Penyuluhan di Sekolah Menengah.
Jakarta:Gramedia
http://bkum2011.blogspot.com/2012/04/layanan-orientasi.html.(Online). Diakses pada 2
November 2012.
Langganan:
Postingan (Atom)