orsevasi

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Kamis, 09 Mei 2013

LANDASAN BIMBINGAN DAN KONSELING



A.    Landasan Filosofis
Pemikiran yang palin mendalam, luas, tinggi dan tuntas mengarah kepada kefahaman tentang hakikat sesuatu. Sesuatu yang difikirkan itu dikupas, di teliti, dikaji dan selurus lurusnya dan setajam tajamnya sehingga di peroleh kefahaman menyeluruh tentang hakikat keberadaan dan keadaan sesuatu itu. Hasil pikiran yang menyeluruh itu selanjutnya di pakai sebagai dasar untuk bertindak berkenaan dengan sesuatu yang di maksudkan itu. Fikiran filosofis juga mencapkup segi estetika, etika, logika, maka tindakan yang berlandasan kefahaman filosofis itu akan dapat dipertanggungjawabkan secara logis dan etis, serta dapat memenuhi tuntutan estetika.
Pelayanan bimbingan dan konseling meliputi serangkaian kegiatan atau tindakan yang semuanya diharapkan merupakan tindakan yang bijaksana. Untuk itu diperlukan fikiran filosofis tentang berbagai hal yang bersangkutan dengan pelayanan bimbingan dan konseling. Fikiran dan kefahaman filosofis menjadi alat yang bermanfaat bagi pelayanan bimbingan dan konseling pada umumnya dan bagi konselor pada khususnya. Fikiran dan kefahaman filosofis memunkinkan konselor menjadikan hidupnya sendiri lebih mantap, lebih fasilitatif serta lebih efektif dalam penerapan upayapemberian bantuannya (belkin,1975).
Ada beberapa fikiran yang terkait dalam pelayanan bimbingan bimbingan dan konseling, di antaranya hakikat manusia, tujuan dan tugas kehidupan. Dalam hakikat manusia di jelaskan bahwa manusia adalah makhluk ciptaan tuhan, manusia adalah makhluk yang tertinggi  dan termulia derajatnya dan paling indah di antara makhluk ciptaan tuhan, keberadaan manusia dilengkapi sengan dimensi kamusiaan yaitu dimensi keindividuan, kesosialan, kesusilaan dan keberagamaan. Dalam kehidupan ini sebgai tujuan dan tugas kehidupan manusia mencangkupi, tugas kehidupan spirituals, tugas pengaturan diri, tugas bekerja, tugas persahabatan dan tugas cinta( saling mengasihi)

B.     Landasan Psikologis
Psikologis merupakan kajian tentang tingkah laku individu. Landasan psikologis dalam bimbingan dan konseling berarti memberikan kefahaman tentang tingkah laku individu yang menjadikan sasaran layanan. Hal yang sangat penting karena bidang garapan bimbingan dan konseling adalah tingkah laku klien, yaitu tingkah laku klien perlu di ubah atau dikembangkan apabila ia hendak mengatasi masalah yang di hadapinya atau ingin mencapai tujuan yang dikehendakinyatingkah laku adalah gerak hidup  individu yang dapat dirumuskan dalam bentuk kata kerja. Tingkah laku individu tidak terjadi dalam keadaan kosong, melainkan mengandung latar belakang, latar depan, sangkut paut dan isi tertentu.
Lagi pula tingkah laku itu berlangsung dalam kaitannya  dengan lingkungan tertentu yang emngandung di dalam unsur waktu, tempat dan berbagai kondisi lainnya. Untuk keperluan bimbingan dan konseling sejumlah daerah kajian dalam bidang psikologi perlu dikuasai, tentang motiv dan motivasi, pembawaan dasar dan lingkungan, perkembangan individu, belajar, balikan dan penguatan, kepribadian.
Perlu dipahami bahwa atribut psikologi di antaranya kecerdasan, gaya kognitif dan motivasi, yang dan membenukan seseorang menjadi kreativitas, terwujud dalam tingkah laku seseorang.

C.    Landasan Sosial Budaya
Perkembangan zaman banyak menimbulkan perubahan dan kemajuan dalam berbagai segi kehidupan dalam masyarakat. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menimbulkan perubahan-perubahan di dalam berbagai aspek kehidupan seperti aspek sosial, politik, ekonomi, industri dan sebagainya. Perkembangan berbagai lapangan kerja, masalah hubungan sosial, masalah tenaga ahli, masalah pengangguran, dan sebagainya, merupakan beberapa di antara masalah-masalah yang sering terjadi sebagai akibat perubahan dan kemajuan tersebut. Di samping itu pula pertambahan penduduk yang kian meningkat telah menambah kompleksnya masalah yang dihadapi.
Keadaan seperti di atas berpengaruh pula kepada kehidupan individu sebagai pribadi maupun sebagai anggota masyarakat. Individu dihadapkan pada situasi yang penuh dengan perubahan-perubahan yang serba kompleks itu. Seperti telah disinggung di atas, perubahan dan perkembangan zaman modern menimbulkan berbagai masalah yang menyangkut dengan kompleksnya jenis-jenis dan syarat-syarat pekerjaan, jenis dan pola kehidupan, jenis dan kesempatan pendidikan, persaingan antar individu, dan sebagainya. Dengan demikian individu dituntut untuk lebih mampu menghadapi berbagai masalah seperti masalah penyesuaian diri, masalah pemilihan pekerjaan, masalah perencanaan dan pemilihan pendidikan, masalah-masalah hubungan sosial, masalah keluarga, masalah keuangan, dan masalah-masalah pribadi. Dapat dimaklumi bahwa tiap individu dapat berhasil dengan sebaik-baiknya mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya itu.

D.    Landasan Historis
Konseling muncul pada paruh kedua abad dua puluh. Untuk memahami apa definisi dan yang dilakukan oleh konseling, siperlukan pehaman terhadap akar sejarah dan perkembangan bentuk pertolongan ini. Pada periode pra-industrial, orang orang yang memiliki maalah emosional ditolong oleh para anggota komunitas lainnya. Seiring dengan
Revolusi industri dan peningkatan sukarelasasi dalam masyarakat, pada abad sembilan belas muncul institusi dan profesi baru yang melayanani masalah “sakit mental”. Pada pertengahan abad sembilan belas, mesmerisme (hipnotis) merupakan bentuk terapi terapi psikologi yang digunakan secara luas. Di penghujung abad sembilan belas, freud mengintergrasikn berbagai berbagai pemikiran psikologi, medis, dan filosofi dalam sebuah sistem psikoterapi lengkap pertama yang kemudian dikenal dengan sebutan psikoanalisis.
Psikoanalisis terus menjadi aktifitas pinggiran sampai kemudian diadopsi dengan antusias oleh berbagai sektor dalam  masyarakat Amerika Serikat pada 1920-an dan 1930-an.teori client-centred (berpusat pada klien) Carl Rogers merepresentasikan pendekatan lebih populer dan bisa diterima yang berdampak pada peningkatan penyebaran konseling. Perkembangan dan popularitas konseling yang terus menanjak di Amerika disebabakan oleh mobilitas sosial dan konsumerisme tingkat tinggi yang menghasilkan defesiensi makna, atau empty self, yang dibantu oleh terapi tersebut. Elemen penting lain dalam evolusi konseling adalah panduan karier dalam setting pendidikan dan sektor relawan.

Daftar Pustaka
McLeod, J.2008. Pengantar Konseling. Teori dan Study Kasus. Jakarta : Kencana
Abu Bakar M,  Lunddin. Dasar Dasar konseling. Bandung : citapustaka media perintis.
Budi Santoso, Djoko. 2009. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Malang : Tanpa Penerbit.

DEFINISI, TUJUAN, DAN FUNGSI BK


A.    Definition Counseling
1.      Introduction to counseling and art and science prespective (third edition) counseling can more appropriately be understood as a dynamic process as sociated with an energing proffesion. It involves a professionallyb trained counselor as sisting a client with particular concerns. In this process the caunselors can use a variety of conseling strategies such as individual group, or family counseling to assist the client to bring about bereficial changes. These strategies, can generete a variety  of out comes, some of these are facilitating behavior changes enhacing coping shill promoting decision making, and improving relationship.
2.      Definition of counseling has been offered by English and English, who state that counseling is a relationship in which one parson endeavors to help another to understand and solve has adjustment problem. The area of adjustment is often indicated: education counseling,vocational counseling, social counseling, etc.
3.      There have always been “ counselors” people who listen to others and help them resolve difficulties butvthe word counselor has been missused over the years by connecting it with descriptive adjective to promote products. Those, one hears of carpet counselors color coordination counselorss, pest control counselors, finansial counselors and so on. These counselors are mostly glory fied sales person or advice givers. They are to proffesional counseling what furniture doctor or medicine.
Counseling as a proffesion grew out.mof the guidance movement in opposition to tradisional psycotherapy. Yet today proffesional counseling encampasses within its paractice clinicians two focus on growt and wellnes as well as the remediation of mental desordes. To understand what counseling is now.it is important first to understand the concept of guidance and psychotherapy and the history of profession.
4.      Konseling adalah hubungan tatap muka yang bersifat rahasia, penuh dengan sikap penerimaan dan pemberian kesempatan dari konselor terhadap klien, konselor mempergunakan pengetahuan dan keterampilanya untuk membantu klienya mengatasi masalah-masalahnya.
5.      Konseling adalah semua bentuk hubungan antara bentuk hubungan antara dua orang dimana yang seorang yaitu klien dibantu untuk lebih mampu menyesuaikan diri secara efektif terhadap dirinya sendiri dan lingkungannya.
6.      Konseling menurut saya: konseling adalah hubungan antara dua orang individu yang salah satu individu disebut konselor sebab memiliki ketrampilan khusus untuk berperan sebagai pemberi bantuan atau bimbingan yang di tujukan kepada konseli sebagai individu yang menerima batuan atau bimbingan agar mampu menyesuikan diri secara efektif terhadap dirinya sendiri dan lingkungannya. 


B.     Tujuan Konseling
1.      Mengadakan perubahan perilaku pada diri klien sehingga memungkinkan hidupnya lebih produktif dan memuaskan.
2.      Tujuan konseling membantu siswa menjadi lebih matang dan lebih mengaktualisasikan dirinya, membantu siswa maju dengan cara positif, membantu dalam sosialisasi siswa maju dengan memanfaatkan sumber dan potensinya sendiri.
3.      Pemahaman. Adanya pemahaman terhadap akar dan perkembangan kesulitan emosional mengarah kepada peningkatan kapasitas untuk lebih memilih control rasional ketimbang perasaan dan tindakan.
4.      Berhubungan dengan orang lain. Menjadi lebih mampu membentuk dan mempertahankan hubungan yang bermakna dan memuaskan bagi orang lain; misalnya, dalam keluarga atau di tempat kerja.
5.      Pemecahan masalah. Menemukan pemecahan problem tertentu yang tak bisa dipecahkan oleh klien sendiri. Menurut kompetensi umum dalam pemecahan masalah.
6.      Pencerahan. Membantu klien mencapai kondisi kesadaran spiritual yang lebih tinggi.
7.      Pendidikan psikologi. Membuat klien mampu menangkap ide dan teknik untuk memahami dan mengontrol tingkah laku.
8.      Penerimaan diri. Pengembangan sikap poitif terhadap diri, yang ditandai oleh kemampuan menjelaskan pengalaman yang selalu menjadi subjek kritik diri dan penolakan.

C.    Fungsi Konseling
1.      Fungsi Pemahaman, yaitu fungsi bimbingan yang membantu peserta didik (siswa) agar memiliki pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, dan norma agama). Berdasarkan pemahaman ini, siswa diharapkan mampu mengembangkan potensi dirinya secara optimal, dan menyesuaikan dirinya dengan lingkungan secara dinamis dan konstruktif.
2.      Fungsi Preventif, yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor untuk senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak dialami oleh peserta didik. Melalui fungsi ini, konselor memberikan bimbingan kepada siswa tentang cara menghindarkan diri dari perbuatan atau kegiatan yang membahayakan dirinya. Adapun teknik yang dapat digunakan adalah layanan orientasi, informasi, dan bimbingan kelompok. Beberapa masalah yang perlu diinformasikan kepada para siswa dalam rangka mencegah terjadinya tingkah laku yang tidak diharapkan, diantaranya : bahayanya minuman keras, merokok, penyalahgunaan obat-obatan, drop out, dan pergaulan bebas (free sex).
3.      Fungsi Pengembangan, yaitu fungsi bimbingan yang sifatnya lebih proaktif dari fungsi-fungsi lainnya. Konselor senantiasa berupaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, yang memfasilitasi perkembangan siswa. Konselor dan personel Sekolah/Madrasah lainnya secara sinergi sebagai teamwork berkolaborasi atau bekerjasama merencanakan dan melaksanakan program bimbingan secara sistematis dan berkesinambungan dalam upaya membantu siswa mencapai tugas-tugas perkembangannya. Teknik bimbingan yang dapat digunakan disini adalah layanan informasi, tutorial, diskusi kelompok atau curah pendapat (brain storming), home room, dan karyawisata.
4.      Fungsi Perbaikan (Penyembuhan), yaitu fungsi bimbingan yang bersifat kuratif. Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada siswa yang telah mengalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir. Teknik yang dapat digunakan adalah konseling, dan remedial teaching.
5.      Fungsi Penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dalam membantu siswa memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program studi, dan memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadian lainnya. Dalam melaksanakan fungsi ini, konselor perlu bekerja sama dengan pendidik lainnya di dalam maupun di luar lembaga pendidikan.
6.      Fungsi Adaptasi, yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan, kepala Sekolah/Madrasah dan staf, konselor, dan guru untuk menyesuaikan program pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan siswa (siswa). Dengan menggunakan informasi yang memadai mengenai siswa, pembimbing/konselor dapat membantu para guru dalam memperlakukan siswa secara tepat, baik dalam memilih dan menyusun materi Sekolah/Madrasah, memilih metode dan proses pembelajaran, maupun menyusun bahan pelajaran sesuai dengan kemampuan dan kecepatan siswa.
7.      Fungsi Penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dalam membantu siswa (siswa) agar dapat menyesuaikan diri dengan diri dan lingkungannya secara dinamis dan konstruktif.


Daftar Pustaka

Burks, Herbert M. 1979. Theory of  Counseling. New york : Michigan State University.
Gladding, Samuel.T. 2009. Counseling a Comprehensive Proffesion. New jersey : Pearson Education.
McLeod, J.2008. Pengantar Konseling. Teori dan Study Kasus. Jakarta : Kencana
Nystol, Michael S. 2006. Introduction to Counseling and Art and science    Prespective. New York :  Pearson Education, Inc
McLeod, J. 2004. An Introduction to Counseling. Maidenhead: Open University Press.

LAYANAN ORIENTASI

A.  PENGERTIAN LAYANAN ORIENTASI 
Ada beberapa pengertian mengenai layanan orientasi : 
Menurut Prayitno (2004) orientasi berarti tatapan ke depan ke arah dan tentang sesuatu yang baru. Berdasarkan arti ini, layanan orientasi bisa bermakna suatu layanan terhadap siswa baik di sekolah maupun di madrasah yang berkenaan dengan tatapan ke depan ke arah dan tentang sesuatu yang baru. (Tohirin, 2007: 141) 
Layanan orientasi (orientation service) adalah memperkenalkan lingkungan sekolah kepada murid-murid baru, misalnya tentang program pengajaran, kegiatan ekstrakurikula, aturan sekolah dan suasana pergaulan, cara-cara belajar yang baik, (Winkel) 
Menurut Sukardi (Pengantar pelaksanan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah, 2000) layanan orientasi adalah layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik (terutama orang tua) memahami lingkungan (seperti sekolah) yang baru dimasuki peserta didik, untuk mempermudah dan memperlancar berperannya peserta didik di lingkungan yang baru ini.
4.      Menurut Slameto (Bimbingan di sekolah, 1988) layanan orientasi adalah layanan yang diberikan kepada semua siswa, khususnya siswa baru.
5. Layanan orientasi, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik (klien) memahami lingkungan (seperti sekolah) yang baru dimasukinya, dalam rangka mempermudah dan memperlancar berperannya peserta didik di lingkungan yang baru itu. (Hallen, 2005: 76)
            Jadi secara umum  layanan orientasi adalah layanan bimbingan yang dikoordinir guru pembimbing dengan bantuan semua guru dan wali kelas, dengan tujuan membantu mengorientasi (mengarahkan, membantu, mengadaptasi) siswa (juga pihak lain yang dapat memberi pengaruh terutama orang tuanya) dari situasi lama kepada situasi yang baru seperti siswa baru di SMA.
Pelayanan orientasi biasanya dilaksanakan pada awal program pelajaran baru yang mencakup organisasi sekolah, staf dan guru, kurikulum, program BK, Program ekstrakulikuler, fasilitas atau sarana pra sarana dan tata tertib sekolah.
            Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian layanan orientasi adalah:
a)   Program orientasi yang efektif mempercepat proses adapatasi, dan memberikan kemudahan untuk mengembangkan kemampuan memecahkan masalah.
b)   Murid-murid yang mengalami masalah penyesuaian ternyata kurang berhasil disekolah.
c)   Anak-anak dari lelas sosial ekonomi yang rendah memerlukan waktu yang lebih lama untuk menyesuaikan diri, dari pada anaak-anak dari kelas sosial ekonomi yang lebih tinggi.
Ada baiknya layanan orientasi juga diberkan kepada orang tua siswa juga,hal ini dikarenakan pemahaman orang tua terhadap berbagai materi orientasi akan membantu mereka dalam memberikan kemudahan dan pelayanan kepada anak-anaknya untuk dapat mengikuti pendidikan di sekolah dengan sebain-baiknya.

B.       TUJUAN LAYANAN ORIENTASI
Pada bidang bimbingan ini layanan orientasi berperan dalam pemberian pengenalan diantaranya:
a. Memberikan kemudahan penyesuaian diri siswa terhadap pola kehidupan sosial
b. Penyesuaian kehidupan belajar serta kegiatan lain yang mendukung keberhasilan siawa.
c. Memberikan pemahaman kepada orang tua siswa mengenai kondisisituasi dan tuntutan sekolah anaknya agar dapat memberikan dukungan yang diperlukan bagi keberhasilan belajar anaknya.
Secara umum, layanan orientasi bertujuan untuk membantu individu agar mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungan atau situasi yang baru. Dengan kata lain agar individu dapat memperoleh manfaat sebesar-besarnya dari berbagai sumber yang ada pada suasana atau lingkungan baru tersebut. Layanan ini juga akan mengantarkan individu untuk memasuki suasana atau lingkungan baru. Adapun kegiatannya yang dilakukan dalam layanan orientasi adalah layanan informasi, yaitu memberikan keterangan tentang berbagai hal berkenaan dengan kurikulum dan kegiatan belajar mengajar (KBM), guru-guru, para siswa lama, lingkungan fisik sekolah, kantin sekolah, ruang bimbingan dan konseling, kantor guru dan kepala sekolah, perpustakaan, laboratorium, mushola sekolah, dan sebagainya.
Tujuan program orientasi ialah untuk memberikan pengenalan kepada murid-murid tentang kegiatan dan situasi pendidikan yang akan ditempuhnya. Selain itu layanan orientasi diharapkan dapat mencegah timbulnya permasalahan penyesuaian siswa dengan pola kehidupan sosial, belajar dan kegiatan lain di sekolah yang berkaitan dengan keberhasilan siswa. Begitu juga bagi orang tua agar memahami kondisi dan situasi sekolah sehingga dapat mendukung keberhasilan anaknya.

C.      Materi Umum Layanan Orientasi
Materi yang dapat  diangkat melalui layanan orientasi ada berbagai macam yaitu meliputi:
a.  Orientasi umum sekolah yang baru dimasuki
b.  Orientasi kelas baru dan semester baru
c.  Orientasi kelas terakhir dan semester terakhir, UAN dan ijazah




D.      Materi layanan Orientasi dalam Bidang-Bidang Bimbingan
1.  Layanan orientasi dalam bimbingan pribadi meliputi :
a. Fasilitas penunjang ibadah keagamaan (mushola, tempat ibadah dan sejenisnya) yang ada disekolah
b.  Acara keagamaanyang menunjang pengembangan kegiatan peribadatan (wiritremaja dan sejenisnya)
c.  Hak dan kewajiban siswa (termasuk pakaian seragam)
d. Bentuk pelayanan BK dalam membantu siswa mengenal kemampuan,   bakat, minat dan cita-citanya serta usaha mengatasi berbagai permasalahan pribadi yang ditemui (dirumah, sekolah, dan di masyarakat)
e.   Fasilitas pelayanan kesehatan

2.  Layanan Orientasi dalam bimbingan sosial meliputi:
a. Suasana kehidupan dan tata krama tentang hubungan sosial di sekolah, baik dengan sesama teman, guru, wali kelas maupun staf sekolah lainnya.
b. Peraturan dan tata tertib memasuki atau menggunakan kantor, kelas, perpustakaan, mushola, labolatorium dan fasilitas sekolah lainnya.
c. Linkungan sosial masyarakat sekitar sekolah dengan berbagai bentuk tuntutan pergaulan dan kebiasaan masyarakatnya.
d. Wadah yang ada di sekolah, yang dapat membantu dan meningkatkan serta mengembangkan hubungan sosial siswa seperti OSIS, Pramuka, UKS, PMR, Kesenian dan sejenisnya.
e.  Organisasi orang tua siswa dan guru.
f.   Adanya pelayanan bimbingan sosial bagi para siswa.
                                           
3.  Layanan orientasi dalam bimbingan belajar meliputi :
a. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar jadwal pelajaran, dan guru-guru setiap mata pelajaran.
b.  Linkungan dan fasilitas sekolah yang menunjang kegiatan dan belajar seperti riang kela, work shop, labolatorium, perpustakaan, ruang diskusi, ruang BK dan sebagainya.
c.   Kurikulum yaitu berkenaan dengan :
·         Tujuan pendidikan sekolah
·          Mata pelajaran dan program belajar
·          Sistem dan pendekatan proses belajar mengajar
·          Tugas-tugas(kegatan ekstrakulikuler)
·         Sistem ujian, penilaiann, kenaikan kelas, UAN, ijazah
·          Jenis dan sistem penetapan pilihan kegiatan ekstrakulikuler
·          Pelayanan BK sebagai bagian dari kurikulum
d.    Suasan belajar di sekolah pada umumnya yang perlu dikembangkan.
e.     Kegiatan belajar yang dituntut dari siswa.
f.      Adanya pelayanan bimbingan belajar bagi para siswa.

4.  Layanan orientasi dalam bimbingan karir meliputi:
a.  Peranan BK serta pelacakan karir di sekolah.
b. Pelaksanaan bimbingan karir untuk siswa sesuai dengan jenjang pendidikannya.
c.  Kegiatan yang diharapkan dari siswa dalam pelaksanaan bimbingan karir.

E.  FUNGSI LAYANAN ORIENTASI
Layanan orientasi di sekolah berfungsi untuk pemahaman dan pencegahan. Secara rinci pengertiannya menurut SK MENDIKBUD nomor 025/0/1995 jo SK Menpan nomor 84/1993 tentang Guru dan Angka Kreditnya adalah sebagai berikut:
1.                 Fungsi Pemahaman
Yaitu fungsi bimbingan yang membantu peserta didik (siswa) agar memiliki pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, dan norma agama). Berdasarkan pemahaman ini, siswa diharapkan mampu mengembangkan potensi dirinya secara optimal, dan menyesuaikan dirinya dengan lingkungan secara dinamis dan konstruktif.
2.   Fungsi Preventif
Yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor untuk senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak dialami oleh peserta didik. Melalui fungsi ini, konselor memberikan bimbingan kepada siswa tentang cara menghindarkan diri dari perbuatan atau kegiatan yang membahayakan dirinya. Adapun teknik yang dapat digunakan adalah layanan orientasi, informasi, dan bimbingan kelompok. Beberapa masalah yang perlu diinformasikan kepada para siswa dalam rangka mencegah terjadinya tingkah laku yang tidak diharapkan, diantaranya : bahayanya minuman keras, merokok, penyalahgunaan obat-obatan, drop out, dan pergaulan bebas (free sex).
3.  Fungsi Pengembangan
Yaitu fungsi bimbingan yang sifatnya lebih proaktif dari fungsi-fungsi lainnya. Konselor senantiasa berupaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, yang memfasilitasi perkembangan siswa. Konselor dan personel Sekolah/Madrasah lainnya secara sinergi sebagai teamwork berkolaborasi atau bekerjasama merencanakan dan melaksanakan program bimbingan secara sistematis dan berkesinambungan dalam upaya membantu siswa mencapai tugas-tugas perkembangannya. Teknik bimbingan yang dapat digunakan disini adalah layanan informasi, tutorial, diskusi kelompok atau curah pendapat (brain storming), home room, dan karyawisata.
4.  Fungsi Perbaikan (Penyembuhan)
Yaitu fungsi bimbingan yang bersifat kuratif. Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada siswa yang telah mengalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir. Teknik yang dapat digunakan adalah konseling, dan remedial teaching.
5.  Fungsi Penyaluran
Yaitu fungsi bimbingan dalam membantu siswa memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program studi, dan memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadian lainnya. Dalam melaksanakan fungsi ini, konselor perlu bekerja sama dengan pendidik lainnya di dalam maupun di luar lembaga pendidikan.
6.  Fungsi Adaptasi
Yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan, kepala Sekolah/Madrasah dan staf, konselor, dan guru untuk menyesuaikan program pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan siswa (siswa). Dengan menggunakan informasi yang memadai mengenai siswa, pembimbing/konselor dapat membantu para guru dalam memperlakukan siswa secara tepat, baik dalam memilih dan menyusun materi Sekolah/Madrasah, memilih metode dan proses pembelajaran, maupun menyusun bahan pelajaran sesuai dengan kemampuan dan kecepatan siswa.
7.  Fungsi Penyesuaian
Yaitu fungsi bimbingan dalam membantu siswa (siswa) agar dapat menyesuaikan diri dengan diri dan lingkungannya secara dinamis dan konstruktif.
Menurut Hallen (Bimbingan & Konseling, 2005: 76) layanan orientasi ini ditujukan kepada siswa baru dan untuk pihak-pihak lain (terutama orang tua/ wali siswa) guna memberikan pemahaman dan penyesuaian diri terutama penyesuaian diri siswa terhadap lingkungan (sekolah) yang baru dimasukinya.

F.   PRINSIP LAYANAN ORIENTASI
Prinsip merupakan kaidah dasar yang perlu selalu diperhatikan dalam penyelenggaraan pelayanan konseling. Apabila orientasi konseling yang dikemukakan di atas memberikan arah perhatian dan fokus dasar tentang ke mana layanan konseling ditujukan, prinsip konseling menekankan pentingnya kaidah-kaidah pokok yang secara langsung dan konkrit mendasari seluruh praktik pelayanan konseling.
1.  Prinsip integrasi pribadi, menekankan pada keutuhan pribadi subjek yang dilayani dari segenap sisi dirinya dan berbagai kontekstualnya. Dari sisi hakikat manusia misalnya, unsur-unsur berikut mendapat penekanan :
·         Keimanan dan ketakwaan :ditunaikan
·         Kesempurnaan penciptaan :diwujudkan
·         Ketinggian derajat :ditampilkan
·         Kekhalifahan :diselenggarakan
·         HAM : dipenuhi
Aktualisasi unsur-unsur hakikat manusia itu seluruhnya berada dalam pengembangan pancadaya (daya takwa, cipta, rasa, karsa dan karya) serta dalam bingkai kelima dimensi kemanusiaan (dimensi kefitrahan, keindividualan, kesosialan, kesusilaan, dan keberagaman). Ketiga orientasi pelayanan konseling (orientasi individual, perkembangan dan permasalahan) sepenuhnya diarahkan bagi terbentuknya pribadi yang terintegrasikan itu melalui ditegakkannya fungsi-fungsi pemahaman, pemeliharaan dan pengembangan, pencegahan, pengentasan, dan advokasi.
2.    Prinsip kemandirian, menekankan pengembangan pribadi mandiri subjek yang dilayani. Kelima ciri kemandirian tersebut pada bab terdahulu menjadi arah pelayanan konseling.
3.    Prinsip sosio-kultural, menekankan pentingnya subjek yang dilayani berintegrasi dengan lingkungan, yaitu lingkungan yang langsung terkait dengan  kehidupannya sehari-hari, serta berbagai kontekstual dalam arti yang seluas-luasnya. Pelayanan konseling mengintegrasikan dan mengharmonisasikan subjek yang dilayani dengan lingkungan sosio-budayanya.
4.  Prinsip pembelajaran, menekankan bahwa layanan konseling adalah proses pembelajaran. Subjek yang dilayani menjalani proses pembelajaran untuk memperoleh hasil belajar  tertentu yang berguna dalam rangka terkembangnya subyek.
5. Prinsip efektif/efisien, menekankan bahwa upaya pelayanan yang diselenggarakan oleh konselor harus menghasilkan sesuatu untuk pengembangan subjek yang dilayani. Pelayanan konseling terarah pada keberhasilan yang optimal. Termasuk ke dalam upaya optimalisasi pelayanan konseling adalah kerjasama dengan pihak-pihak lain sehingga berbagai sumber daya dapat dikerahkan untuk kepentingan subjek yang dilayani.
Kelima prinsip di atas terpadu menjadi satu, tidak diterapkan secara terpisah, meskipun kelimanya bisa dipilah. Kelima prinsip tersebut juga terpadu dengan ketiga orientasi konseling untuk menegakkan kelima fungsi konseli.

G. METODE YANG DIGUNAKAN DALAM LAYANAN ORIENTASI
Metode yang dapat digunakan dalam pemberian layanan orientasi kepada siswa dapat dengan ceramah, tanya jawab, diskusi, demonstrasi, program home room dan kunjungan lapangan.
Layanan orientasi bisa dilaksanakan dengan teknik-teknik:
a.  Penyajian, yaitu melalui ceramah, tanya jawab, dan diskusi.
b. Pengamatan yaitu melihat langsung objek-objek yang terkait dengan isi layanan.
c. Partisipasi, yaitu dengan melibatkan diri secara langsung dalam suasana segiatan,   mencoba, dan mengalami sendiri.
d.  Studi dokumentasi, yaitu dengan membaca dan mempelajari berbagai dokumen yang terkait.
e.  Kontemplasi, yaitu dengan memikirkan dan merenungkan secara mendalam tentang berbagai hal yang menjadi isi layanan.
Teknik-teknik tersebut di atas dilakukan oleh konselor, penyaji, nara sumber, dan para peserta layanan sesuai dengan peran masing-masing.

H.   PELAKSANAAN LAYANAN ORIENTASI
Proses atau tahap layanan orientasi adalah sebagai berikut
a. Perencanaan. Pada tahap ini, hal-hal yang dilakukan adalah:
1)   Menetapkan objek orientasi yang akan dijadikan isi layanan,
2)   Menetapkan peserta layanan,
3)   Menetapkan jenis kegiatan, termasuk format kegiatan,
4)   Menyiapkan fasilitas termasuk penyaji, nara sumber, dan media,
5)   Menyiapkan kelengkapan administrasi.
b. Pelaksanaan. Pada tahap ini, hal-hal yang dilakukan adalah:
1)   Mengorganisasikan kegiatan layanan,
2)  Mengimplementasikan pendekatan tertentu termasuk implementasi format layanan dan penggunaan media.
c. Evaluasi. Pada tahap ini, hal-hal yang dilakukan adalah:
1)   Menetapkan materi evaluasi,
2)   Menetapkan prosedur evaluasi,
3)   Menyusun instrumen evaluasi,
4)   Mengaplikasikan instrumen evaluasi,
5)   Mengolah hasil aplikasi instrumen.
d.  Analisis hasil evaluasi. Pada tahap ini, hal-hal yang dilakukan adalah:
1)   Menetapkan standar analisis,
2)   Melakukan analisis,
3)   Menafsirkan hasil analisis.
e.  Tindak lanjut. Pada tahap ini, hal-hal yang dilakukan adalah:
1)   Menetapkan jenis dan arah tindak lanjut,
2)   Mengomunikasikan rencana tindak lanjut kepada berbagai pihak yang terkait,
3)   Melaksanakan rencana tindak lanjut.
f.   Laporan, meliputi:
1)   Menyusun laporan layanan orientasi,
2)   Menyampaikan laporan kepada pihak-pihak terkait (kepala sekolah atau madrasah),
3)   Mendokumentasikan laporan layanan.

I.     TEKNIK LAYANAN ORIENTASI
Menurut (Tohirin, 2007: 144-145) layanan orientasi bisa dilaksanakan dengan teknik-teknik:
a.  Penyajian, yaitu melalui ceramah, tanya jawab, dan diskusi.
b. Pengamatan, yaitu melihat langsung objek-objek yang terkait dengan isi layanan.
c.  Partisipasi, yaitu dengan melibatkan diri secara langsung dalam suasana dan kegiatan, mencoba, dan mengalami sendiri.
d.  Studi dokumentasi, yaitu dengan membaca dan mempelajari berbagai dokumen yang terkait.
e.  Kontemplasi, yaitu dengan memikirkan dan merenungkan secara mendalam tentang berbagai hal yang menjadi isi layanan.
Teknik-teknik tersebut di atas dilakukan oleh konselor, penyaji, nara sumber, dan para peserta layanan sesuai dengan peran masing-masing.
J.     MATERI KEGIATAN LAYANAN ORIENTASI
Menurut  (Sukardi, 2000: 43- 44), materi kegiatan layanan ini menyangkut:
a. Pengenalan lingkungan dan fasilitas sekolah
b. Peraturan dan hak- hak serta kewajiban siswa
c. Organisasi dan wadah- wadah yang dapat membantu dan meningkatkan hubungan social siswa
d. Kurikulum dengan selurus aspek- aspeknya
e. Peranan kegiatan bimbingan karier
f. Peranan pelayanan bimbingan dan konseling dalam membantu segala jenis masalah dan kesulitan siswa

K.      KEGIATAN PENDUKUNG LAYANAN ORIENTASI
Kegiatan pendukung layanan orientasi ini dapat berupa:
1. Aplikasi Instrumentasi
Yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling untuk mengumpulkan data dan keterangan tentang diri peserta didik (klien), keterangan tentang lingkungan peserta didik dan lingkungan yang lebih luas. Pengumpulan data ini dapat dilakukan dengan berbagai cara melalui instrumen baik tes maupun nontes.
2. Himpunan Data
Yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling untuk menghimpun seluruh data dan keterangan yang relevan dengan keperluan pengembangan peserta didik (klien). Himpunan data perlu dielenggarakan secara berkelanjutan, sistematik, komprehensif, terpadu, dan sifatnya tertutup.
3. Konferensi Kasus
Yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling untuk membahas permasalahan yang dialami oleh peserta didik (klien) dalam suatu forum pertemuan yang dihadiri oleh berbagai pihak yang diharapkan dapat memberikan bahan, keterangan, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan tersebut. Pertemuan ini dalam rangka konferensi kasus bersifat terbatas dan tertutup.

4. Kunjungan Rumah
Yaitu kegiatan pendukudng bimbingan dan konseling untuk memperoleh data, keteranang, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan peserta didik (klien) melalui kunjungan ke rumahnya. Kegiatan ini memerlukan kerjasama yang penuh dari orang tua dan anggota keluarga klien yang lainnya.
5. Alih Tangan Kasus
Yaitu kegiatan pendukudng bimbingan dan konseling untuk mendapatkan penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas masalah yang dialami peserta didik (klien) dengan memindahkan penanganan kasus dari satu pihak ke pihak lainnya. Kegiatan ini memerlukan kerjasama yang erat dan amntap antara berbagi pihak yang dapat memberikan bantuan dan atas penanganan masalah tersebut (terutama kerjasama dari ahli lain tempat kasus itu dialihtangankan).

DAFTAR PUSTAKA
Ridwan.1998.Bimbingan dan Konseling di Sekolah.Jakarta:Pustaka Belajar
Winkel.1981.Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah Menengah.
Jakarta:Gramedia