Kamis, 09 Mei 2013

LANDASAN BIMBINGAN DAN KONSELING



A.    Landasan Filosofis
Pemikiran yang palin mendalam, luas, tinggi dan tuntas mengarah kepada kefahaman tentang hakikat sesuatu. Sesuatu yang difikirkan itu dikupas, di teliti, dikaji dan selurus lurusnya dan setajam tajamnya sehingga di peroleh kefahaman menyeluruh tentang hakikat keberadaan dan keadaan sesuatu itu. Hasil pikiran yang menyeluruh itu selanjutnya di pakai sebagai dasar untuk bertindak berkenaan dengan sesuatu yang di maksudkan itu. Fikiran filosofis juga mencapkup segi estetika, etika, logika, maka tindakan yang berlandasan kefahaman filosofis itu akan dapat dipertanggungjawabkan secara logis dan etis, serta dapat memenuhi tuntutan estetika.
Pelayanan bimbingan dan konseling meliputi serangkaian kegiatan atau tindakan yang semuanya diharapkan merupakan tindakan yang bijaksana. Untuk itu diperlukan fikiran filosofis tentang berbagai hal yang bersangkutan dengan pelayanan bimbingan dan konseling. Fikiran dan kefahaman filosofis menjadi alat yang bermanfaat bagi pelayanan bimbingan dan konseling pada umumnya dan bagi konselor pada khususnya. Fikiran dan kefahaman filosofis memunkinkan konselor menjadikan hidupnya sendiri lebih mantap, lebih fasilitatif serta lebih efektif dalam penerapan upayapemberian bantuannya (belkin,1975).
Ada beberapa fikiran yang terkait dalam pelayanan bimbingan bimbingan dan konseling, di antaranya hakikat manusia, tujuan dan tugas kehidupan. Dalam hakikat manusia di jelaskan bahwa manusia adalah makhluk ciptaan tuhan, manusia adalah makhluk yang tertinggi  dan termulia derajatnya dan paling indah di antara makhluk ciptaan tuhan, keberadaan manusia dilengkapi sengan dimensi kamusiaan yaitu dimensi keindividuan, kesosialan, kesusilaan dan keberagamaan. Dalam kehidupan ini sebgai tujuan dan tugas kehidupan manusia mencangkupi, tugas kehidupan spirituals, tugas pengaturan diri, tugas bekerja, tugas persahabatan dan tugas cinta( saling mengasihi)

B.     Landasan Psikologis
Psikologis merupakan kajian tentang tingkah laku individu. Landasan psikologis dalam bimbingan dan konseling berarti memberikan kefahaman tentang tingkah laku individu yang menjadikan sasaran layanan. Hal yang sangat penting karena bidang garapan bimbingan dan konseling adalah tingkah laku klien, yaitu tingkah laku klien perlu di ubah atau dikembangkan apabila ia hendak mengatasi masalah yang di hadapinya atau ingin mencapai tujuan yang dikehendakinyatingkah laku adalah gerak hidup  individu yang dapat dirumuskan dalam bentuk kata kerja. Tingkah laku individu tidak terjadi dalam keadaan kosong, melainkan mengandung latar belakang, latar depan, sangkut paut dan isi tertentu.
Lagi pula tingkah laku itu berlangsung dalam kaitannya  dengan lingkungan tertentu yang emngandung di dalam unsur waktu, tempat dan berbagai kondisi lainnya. Untuk keperluan bimbingan dan konseling sejumlah daerah kajian dalam bidang psikologi perlu dikuasai, tentang motiv dan motivasi, pembawaan dasar dan lingkungan, perkembangan individu, belajar, balikan dan penguatan, kepribadian.
Perlu dipahami bahwa atribut psikologi di antaranya kecerdasan, gaya kognitif dan motivasi, yang dan membenukan seseorang menjadi kreativitas, terwujud dalam tingkah laku seseorang.

C.    Landasan Sosial Budaya
Perkembangan zaman banyak menimbulkan perubahan dan kemajuan dalam berbagai segi kehidupan dalam masyarakat. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menimbulkan perubahan-perubahan di dalam berbagai aspek kehidupan seperti aspek sosial, politik, ekonomi, industri dan sebagainya. Perkembangan berbagai lapangan kerja, masalah hubungan sosial, masalah tenaga ahli, masalah pengangguran, dan sebagainya, merupakan beberapa di antara masalah-masalah yang sering terjadi sebagai akibat perubahan dan kemajuan tersebut. Di samping itu pula pertambahan penduduk yang kian meningkat telah menambah kompleksnya masalah yang dihadapi.
Keadaan seperti di atas berpengaruh pula kepada kehidupan individu sebagai pribadi maupun sebagai anggota masyarakat. Individu dihadapkan pada situasi yang penuh dengan perubahan-perubahan yang serba kompleks itu. Seperti telah disinggung di atas, perubahan dan perkembangan zaman modern menimbulkan berbagai masalah yang menyangkut dengan kompleksnya jenis-jenis dan syarat-syarat pekerjaan, jenis dan pola kehidupan, jenis dan kesempatan pendidikan, persaingan antar individu, dan sebagainya. Dengan demikian individu dituntut untuk lebih mampu menghadapi berbagai masalah seperti masalah penyesuaian diri, masalah pemilihan pekerjaan, masalah perencanaan dan pemilihan pendidikan, masalah-masalah hubungan sosial, masalah keluarga, masalah keuangan, dan masalah-masalah pribadi. Dapat dimaklumi bahwa tiap individu dapat berhasil dengan sebaik-baiknya mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya itu.

D.    Landasan Historis
Konseling muncul pada paruh kedua abad dua puluh. Untuk memahami apa definisi dan yang dilakukan oleh konseling, siperlukan pehaman terhadap akar sejarah dan perkembangan bentuk pertolongan ini. Pada periode pra-industrial, orang orang yang memiliki maalah emosional ditolong oleh para anggota komunitas lainnya. Seiring dengan
Revolusi industri dan peningkatan sukarelasasi dalam masyarakat, pada abad sembilan belas muncul institusi dan profesi baru yang melayanani masalah “sakit mental”. Pada pertengahan abad sembilan belas, mesmerisme (hipnotis) merupakan bentuk terapi terapi psikologi yang digunakan secara luas. Di penghujung abad sembilan belas, freud mengintergrasikn berbagai berbagai pemikiran psikologi, medis, dan filosofi dalam sebuah sistem psikoterapi lengkap pertama yang kemudian dikenal dengan sebutan psikoanalisis.
Psikoanalisis terus menjadi aktifitas pinggiran sampai kemudian diadopsi dengan antusias oleh berbagai sektor dalam  masyarakat Amerika Serikat pada 1920-an dan 1930-an.teori client-centred (berpusat pada klien) Carl Rogers merepresentasikan pendekatan lebih populer dan bisa diterima yang berdampak pada peningkatan penyebaran konseling. Perkembangan dan popularitas konseling yang terus menanjak di Amerika disebabakan oleh mobilitas sosial dan konsumerisme tingkat tinggi yang menghasilkan defesiensi makna, atau empty self, yang dibantu oleh terapi tersebut. Elemen penting lain dalam evolusi konseling adalah panduan karier dalam setting pendidikan dan sektor relawan.

Daftar Pustaka
McLeod, J.2008. Pengantar Konseling. Teori dan Study Kasus. Jakarta : Kencana
Abu Bakar M,  Lunddin. Dasar Dasar konseling. Bandung : citapustaka media perintis.
Budi Santoso, Djoko. 2009. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Malang : Tanpa Penerbit.

0 komentar:

Posting Komentar